Tadi sore saya dan teman-teman berbuka
puasa di panti asuhan Islami yang para anak pantinya mengenakan pakaian muslim (jilbab
dan baju koko). Tentu kami yang mengadakan acara cukup capek. Tetapi terkadang
kita bisa senang ketika membuat orang lain senang. Jadi ya, capek yang
bermanfaat.
Sesampainya dirumah, saat sedang chat
dengan teman saya mengenai sesuatu, dia mengatakan suatu mitos yang cukup
mengerikan menurut saya (dramatis).
Mitos.
Dimanapun, diberbagai belahan dunia
selalu ada mitos-mitos konyol mengenai sebab-akibat yang tidak masuk akal. Jika
kamu begini, maka begini. Ketika saya yang dulu masih duduk di bangku
SD yang tertarik dengan berbagai eksperimen (termasuk mengangkat ikan dari
kolam dan menaruhnya dipinggir kolam, menghitung berapa lama dia bisa berjemur
diluar air), kemudian dulu di SD saya (tidak tahu ya di SD anda anak-anak kecilnya
dulu suka membicarakan apa) ada tren mitos jika mencoba membuka payung didalam
rumah, maka nenek akan meninggal, saya langsung mencoba (bukan apa-apa, saya
memang suka penasaran dan ingin tahu, kemudian sok eksperimen dirumah),
semangat membuka payung besar didalam rumah. Tapi tidak terjadi apa-apa, dulu
kedua nenek saya sehat walafiat, baik-baik saja. Ada juga mitos, jika berfoto
dalam jumlah ganjil, maka yang ditengah akan meninggal. Saya juga mencoba beberapa
kali berfoto dengan jumlah ganjil, saya ataupun teman saya yang ditengah baik-baik
saja.
Sejak saat itu saya tidak percaya
mitos.
Atau hal apapun yang tetek bengek.
Pernah menonton The Skeleton Key?
Film dari 7 tahun lalu.
Film itu punya ending cukup menyebalkan.
That
film quiet described what you’ll get if you trapped in your own mind. What you
believed.
Di film itu Kate Hudson berperan
sebagai perawat pribadi untuk seorang kakek-kakek yang hidup bersama istrinya,
nenek-nenek. K.H. pun tinggal di rumah suram yang menurut pengacara dan nenek
tersebut ‘memiliki sejarah kelam’. Ada satu ruangan yang terkunci dan dilarang
dibuka. (Seperti yang kita ketahui, apa yang dilarang justru membuat semakin
tergoda). K.H. berupaya masuk ke ruangan tersebut dan menemukan ruangan itu
berisi benda-benda aneh dan janggal.
Sebenarnya semua hal ‘seram’ yang
terjadi di awal sampai tengah film merupakan rekayasa dari tokoh nenek-nenek yang
berusaha menakut-nakuti K.H. dengan tujuan agar ritual nenek-nenek itu untuk
memperpanjang umur dengan bertukar tubuh dengan K. H. bisa berhasil. Sebab
kalau K.H. tidak percaya mengenai ritual tersebut, maka risikonya usahanya akan
gagal.
Awalnya, si K.H. tidak percaya
apapun mengenai hoodoo, lama-kelamaan
karena tiap harinya sukses ditakut-takuti oleh nenek-nenek tersebut, maka K.H.
begitu ketakutan, termakan dengan pikirannya sendiri mengenai hoodoo. Ending film yang menggambarkan adegan ritual dimana nenek-nenek itu
berusaha bertukar tubuh mudanya K.H. ternyata berhasil. K.H. yang setengah mati
berusaha untuk tidak percaya ternyata percaya, sehingga pada akhir film Ia
terjebak didalam tubuh nenek-nenek itu. Tamat.
Jadi masalahnya ada pada pikiran. Over-thinking mengenai hal buruk justru
membawa sugesti pada hal tersebut. Berpikir itu bagus, tapi berpikir yang
bagaimana dulu, berpikir mengenai apa? Secara analogi malah terkadang pikiran
membuat kita merasa terjebak sehingga tidak bisa menemukan pintu yang bahkan
berada dihadapan kita. Secara otomatis malah pikiran negatif tersebut merasuk
dalam ketidaksadaran, alam bawah sadar, gunung es kesadaran yang sangat sedikit
seringkali terkalahkan oleh pengaruh besarnya lapisan ketidaksadaran yang
biasanya berisi hal-hal yang kita coba untuk represi, seperti ketakutan,
kekuatiran, hal yang tidak diinginkan, dan sebagainya.
Remains unseen below the surface, but powerful.