Satu hal
yang dilakukan tidak hanya memiliki satu tujuan. Kadang malah yang dilakukan
sama sekali tidak ada hubungannya dengan tujuan tersebut.
Apa tujuan
paling logis dari bertanya?
Mendapatkan
jawaban?
Katakanlah,
kita ada dalam suatu diskusi dimana dalam diskusi tersebut dibicarakan mengenai
lima hal yakni A,B,C,D,E.
Apa yang sebaiknya
dilakukan bila berhadapan dengan orang-orang macam ini yang kebetulan diberikan
kesempatan untuk bertanya?(kita dapat bertemu orang-orang begini dimana-mana)
1.
Orang yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk
berbicara yang ternyata isi bicaranya merangkum penjelasan dari pembicara
diskusi sebelumnya dari A hingga E, lalu kemudian bicara berputar-putar lagi
sampai kita sadar bahwa dia tidak mengajukan pertanyaan apapun, lalu kita harus
mendesaknya untuk mengeluarkan pertanyaannya seperti “Maaf, jadi pertanyaannya
apa?” Kemudian orang tersebut mengeluarkan pertanyaan darurat (orang ini tidak
ingin bertanya, hanya ingin berbicara dan diperhatikan).
Jawab: berikan jawaban darurat untuk pertanyaan darurat.
2.
Orang yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk
berbicara berbusa-busa yang ternyata isi pembicaraannya adalah pengetahuan di
kepalanya, (ternyata orang ini juga tidak ingin bertanya, ia hanya ingin
berbicara dan diperhatikan bahwa ia juga memiliki pengetahuan, yang menurutnya tidak
dimiliki oleh si pembicara, maka sepulang dari sana orang tersebut bisa merasa
hebat dan jauh lebih baik dan bisa tidur lebih nyenyak), lalu setelah beberapa
kalimat mendayu-dayu yang sama sekali bukan mengenai A hingga E melainkan X
hingga Z keluar dari mulutnya, kita harus mendesaknya agar lebih efisien
seperti “Maaf, jadi pertanyaannya apa?” (lalu orang ini biasanya akan bertanya
yang intinya ingin menerapkan apa yang kita lakukan di A hingga E pada suatu X hingga
Z, yang tentunya sebenarnya kurang relevan untuk ditanyakan).
Jawab: berikan jawaban tidak relevan untuk pertanyaan tidak
relevan.
3.
Orang yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu
setelah mendapat kesempatan bicara melesat ke hadapan penonton sambil memegang
mikrofon, setelah sadar betul jadi pusat perhatian, ia berbicara keras-keras
dan menggebu-gebu (padahal sudah memakai mikrofon) aksinya ini biasanya
melencengkan batas antara diskusi atau debat, lalu dibubuhi kata-kata yang
kurang pantas, seperti dirinya yang melenceng, ia pun membuat sifat diskusi
yang melenceng jadi debat melenceng lagi menjadi verbal abuse; pertama dari
volume suara kerasnya yang mengganggu, kedua dari pemilihan kata yang
menyiratkan banyak makna seperti kemisoginisan dan ketidakmampuan untuk
menerima pandangan yang berbeda, serta menyiratkan banyak ketidakpuasan pada
dirinya yang dilimpahkan pada orang lain, ketiga ya, orang ini memang senang
mengkritik dan mencerca dan mendapatkan kepuasan dari hal tersebut. Setelah
bicara panjang lebar hingga menyulut emosi, kita harus mendesaknya supaya ia
cepat-cepat selesai bicara dan mengeluarkan pertanyaan “Maaf, jadi
pertanyaannya apa?” Lalu orang ini biasanya akan membentur-benturkan A dengan
H, B dengan G, C dengan J, dan seterusnya, ternyata bahkan orang ini belum membaca bahan diskusi (orang ini tidak ingin bertanya, hanya ingin menyulut konflik dan
sepertinya orang macam ini harus digotong ramai-ramai lalu dibawa ke psikolog
saja atau asylum sekalian).
Jawab: berikan jawaban yang menyulut konflik untuk pertanyaan
yang menyulut konflik(?)
4.
Orang yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk
berbicara panjang lebar, lalu kita sadar bahwa orang ini sedang entah kenapa
menceritakan cerita hidupnya yang sama sekali tidak relevan, lalu kita harus
memotong ceritanya dan bertanya “Maaf, jadi pertanyaannya apa?” Lalu orang ini
biasanya akan bingung juga pada diri mereka sendiri di tengah cerita mereka.
Jawab: tidak perlu memberikan jawaban pada tidak ada pertanyaan.
5.
Orang yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk
berbicara dengan singkat, padat, relevan, dan efisien, untuk bertanya dengan
cerdas namun tidak songong.
Jawab: jarang sekali bertemu dengan orang macam ini (angkat
bahu), berikan momen sesaat untuk merasa kagum, dan jawab pertanyaannya
baik-baik sebisanya.