Di suatu pagi, saya menerima sukulen sebagai hadiah ulang tahun dari suami saya. Dimaksudkan sebagai kejutan, karena tempat tinggal kami (masih rumah orang tua saya) agaknya berlokasi membingungkan, saya ditelpon oleh orang grabcar yang katanya mengantar paket buat saya dari alam sutera dan minta arahan lokasi: kejutannya tak kesampaian. Saya mikir, paket apa yang mesti diantar pakai mobil? Entah paketnya besar, ringkih, atau hidup. Saya kepikiran dari mulai samsak tinju sampai kucing baru, yang dua-duanya bagus buat menenangkan seseorang dengan cara yang sangat berbeda.
Ternyata sukulen di terrarium! Waktu terima paketnya saya senang banget karena memang ingin pelihara sukulen tapi waktu sibuk tesis dll dst, tentu itu sukulen tidak bakal keurus sama saya kalau saya sibuk urusin hal lain dengan ekstrem. Tapi karena saya sedang memasuki masa tenang dan senggang yang penting buat saya untuk menemukan diri saya lagi yang sempat hilang di antara buku-buku dan pikiran-pikiran rumit orang lain, saya senang banget dapat sukulen untuk dilihat dan dipelihara.
Sukulen itu tumbuhan yang tidak manja, hanya butuh sedikit: air, sinar matahari, ruang, dan kepedulian, tapi memiliki kapasitas menyenangkan besar buat yang melihatnya. Beberapa hari pertama, saya hanya memandangi sukulen-sukulen di terrarium itu, tapi setelah menyiram mereka dan melihat terrarium yang tidak berlubang itu, saya memutuskan bahwa mereka perlu tempat yang lebih baik dengan lubang di bawahnya supaya air siraman bisa mengalir ke bawah dan tidak melulu membuat akar mereka lembab, apalagi di musim hujan begini. Besoknya saya pergi ke ace hardware, mitra 10, dan toko-toko tanaman di sepanjang jalan juanda, tapi mereka tidak menjual yang saya cari yaitu pot keramik berlubang dengan ukuran cukup besar untuk memindahkan semua sukulen dari terrarium. Besoknya lagi, salah satu sukulen saya mati kekenyangan, mungkin karena saya terlalu banyak memberi air, mungkin karena dia butuh pot berlubang, mungkin karena alasan lain yang saya tidak tahu, entah.
Belum selesai mendapat pot keramik cukup besar yang berlubang, karena sukulen hijau bentuk bunga mati, saya malah menambah masalah dengan pesan dua sukulen mawar dari toko dahlia di tokopedia. Orang customer servicenya tanggap, ramah, dan sopan, tapi saya menyayangkan sukulen-sukulennya yang tiba dengan kondisi rusak: ukuran mereka yang lebih lebar daripada potnya membuat mereka tergencet dan teriris potnya sendiri selama perjalanan di dalam kotak sepatu, harusnya juga ruang kosongnya diganjal dengan bola kertas koran atau apapun supaya potnya tak bergerak dan lebih stabil.
Dengan cemas, saya googling how to fix a broken succulent dan dari snapguide.com dengan judul artikel How to Propagate from Succulent Leaf Cuttings saya mendapat pencerahan. Saya memungut daun-daun yang patah dan gugur yang kira-kira masih bagus dan bisa berkembang, lalu mensterilkan pisau dan gunting dengan acid water dan api dari pemantik, memotong dan menggunting daun-daun yang rusak (beberapa daun yang rusak saya biarkan karena tidak tega tapi tiga hari kemudian daun yang rusak itu membusuk dan mesti saya potong juga pada akhirnya). Seperti yang terlihat di foto, sukulen sebelah kiri rusak parah, daun-daunnya patah dan gugur, dan sukulen sebelah kanan agak rusak, beberapa daunnya mesti saya gunting.
Untuk memunculkan bayi-bayi sukulen, saya menyiapkan mangkuk dan mengisi bagian dasarnya dengan batu-batu hias kecil, (kerikil juga boleh), campuran 3/4 sekam bakar dan 1/4 media tanam (tanah subur, pupuk kandang, cocopeat, kaptan, dst), lalu menaruh daun-daun sukulen di atasnya, harapannya beberapa hari ke depan sudut hasil potong dan gunting menumpul, lalu saya menyiramnya seminggu sekali, lalu akar tumbuh dari sudut tumpul itu, dan setelah akar tumbuh, saya bisa menanam mereka kembali. Bayi-bayi sukulen akan muncul berbulan-bulan kemudian.
Sementara itu, karena sulit mencari pot keramik, saya pikir lebih baik menggunakan mangkuk keramik cukup besar lalu melubangi dasarnya di toko kaca yang mau mengerjakan permintaan dadakan. Setelah mendapat mangkuk keramik yang sesuai, lalu berhasil melubanginya di toko kaca, saya menanam kembali sukulen-sukulen dari terrarium. Pertama tentunya mengambil sukulen satu per satu dengan hati-hati, mengecek akarnya, mencabut daun bagian bawah bila busuk, mencucinya hingga bersih dari media tanam sebelumnya. Lalu bagian dasar mangkuk saya isi batu-batu kasar yang diambil dari halaman belakang, batu-batu kecil hiasan, (karena sukulen tidak suka bila akarnya terlalu lembab jadi butuh batu-batuan), lalu campuran 3/4 sekam bakar dan 1/4 media tanam (tanah subur, pupuk kandang, cocopeat, kaptan, dst, dan mulailah saya menanam sukulen satu per satu dan menguburnya dengan sekam bakar dan media tanam sedikit-sedikit pakai sendok plastik. Lalu saya merapikan permukaan tanaman dan sekelilingnya dengan ujung gagang sendok plastik, mengecek kembali, menambahkan beberapa dekorasi, membersihkan tepian mangkuk dengan cotton bud, dan selesai.
Di sela saya yang mondar-mandir mengambil ini itu dan mengerjakan penanaman, tentu saja kucing saya penasaran (padahal tadinya dia tidur), minta perhatian, dan menemani.
Pengerjaan normalnya membutuhkan waktu sekitar kurang dari satu jam. Tapi karena saya konyolnya, melakukan dua kesalahan dan bongkar ulang, pertama menambahkan dekorasi pasir yang diambil dari terrarium tapi karena pasirnya kurang, malah terlihat kotor dan kurang bagus (bagian atas media penanaman sukulen mesti entah hitam dari sekam atau putih dari pasir, campuran keduanya malah terlihat kotor) jadi saya bongkar ulang dan membuat campuran media tanam baru, lalu kedua, setelah itu mengira saya selesai padahal ada satu sukulen yang ketinggalan sehingga saya membongkar ulang lagi dari awal karena susunannya berpengaruh. Entah saya menghabiskan waktu berapa jam tapi itu cukup membuat punggung skoliosis saya pegal-pegal karena membungkuk cukup lama.
Tapi, hasil akhirnya membuat gembira. Sukulen-sukulen yang cantik dan tampan bergembira di mangkuk baru mereka, saya juga gembira melihat mereka gembira.