Ketika cuaca tidak lagi membuat beku dan berbagai bunga mulai tumbuh dan mekar kembali, orang-orang senang menghabiskan waktu di luar rumah, duduk di kursi taman, duduk di teras restoran, duduk di atas rumput, mengobrol di jalanan, minum-minum di depan sungai, atau hanya sekedar berdiri merokok di luar gedung.
Beberapa kali ketika saya berjalan sendirian, beberapa laki-laki asal saja memanggil saya "Nihao-nihao" atau "Konnichiwa", mengatakan saya cantik, menanyakan nama saya, bersiul, dst. Kejadian yang lumayan mengganggu saya adalah waktu saya diikuti saat berjalan pulang dari tengah kota. Laki-laki itu memanggil saya "Nihao" dan bersiul, yang tentu tidak saya gubris. Lalu saya sadar dia mengikuti saya karena saya mendengar suara langkahnya beberapa meter dari saya, dia kadang bersiul juga, saya lihat sekilas, dia memang mengikuti dan jalanan sedang sepi (ya kapan sih ramainya disini, seramai-ramainya juga di pasar). Saya jalan secepat mungkin, menyebrang jalan sana-sini sebanyak mungkin, dia masih mengikuti di Groenendal. Begitu melihat Albert Heijn (supermarket), saya jalan lebih cepat lagi lalu masuk ke dalamnya. Dia berhenti. Saya berlama-lama di dalam AH lalu mengecek jalanan dan keberadaannya sebelum saya lanjut pulang.
Dari tiap pengalaman itu, saya menandai wilayah-wilayahnya, jadi lebih sering naik tram, dan menggunakan strategi bila mau berjalan di sekitar wilayah tertentu. Misalnya, sepulang belanja groceries saya didekati laki-laki yang sepertinya sedang high karena area itu juga ada toko ganja (jenis yang dijual lumayan banyak), dan di lain kesempatan dimintai uang oleh laki-laki di area itu juga, meskipun dia tidak kasar dan saya bisa menolaknya, tapi itu tetap tidak membuat nyaman. Bila lewat area itu lagi, saya ingat-ingat untuk memilih berjalan di seberangnya, lalu menyebrang lagi nanti jauh di depan saja.
Salah satu alasan saya tulis ini adalah karena pagi ini, waktu baru bangun tidur dan mengecek hp, saya dapat kabar dari teman saya di Bodegraven, kalau ada pelajar Indonesia di Rotterdam dicekik dan diperkosa di area De Esch. Dia diserang waktu dia pulang ke rumah dan sedang mengunci sepedanya. Sekarang dia dirawat di rumah sakit dan semoga cepat pulih lahir batin. Sepertinya pertolongan polisi dan ambulans lumayan telat datang karena penduduk lokal tidak bertindak lebih cepat. Seseorang hanya menyangka suara jeritannya sebagai suara anak-anak muda yang baru pulang pesta atau apa (di area apartemen saya juga, apalagi kalau Jumat malam, banyak suara orang teriak-teriak yang waktu saya cek lihat ke bawah dari jendela hanya kumpulan orang-orang mabuk di jalanan, atau mereka yang baru pulang dari bar bicara dengan teriak), sedangkan seseorang lagi mendengar jeritannya tapi terlalu takut buat bertindak, lalu tidur lagi.
Hidup di negara maju memang jauh lebih nyaman, tapi kita mesti tetap jaga diri sebisa mungkin, jangan sampai terlena. Simpan nomor telepon polisi dan nomor darurat orang tersayang untuk dihubungi dengan cepat, pastikan selalu ada pulsa di hp. Pelajari lingkungan, bawa perlindungan. Selalu waspada. Perempuan, di mana pun kau berada, berhati-hatilah.