Kemarin
banget, saya nonton Ancient Aliens lagi, setelah absen beberapa lama karena skripsi
(yayaya, di mana-mana selalu harus ada sesuatu atau seseorang yang perlu
disalahkan).
Episode
kemarin seru banget menurut saya. Entah memang saya yang suka sama hal-hal
semacam ini, udah lama gak nonton, atau apa, ya pokoknya menarik lah buat saya.
Episode
kemarin berfokus pada Erich von Däniken
yang membuat beberapa buku kontroversial yaitu Chariots Of The Gods?, Gods From
Outer Space, History Is Wrong, dsb. Bagaimana gak kontroversial? Mengenai von
Däniken, baik kaum ilmuwan maupun agamawan memiliki kesamaan pandangan: bahwa von
Däniken ngaco abis. Oleh para ilmuwan, karya-karyanya diklasifikasikan sebagai pseudoscience,
pseudohistory, pseudoarchaeology. Oleh para agamawan, karya-karyanya
diklasifikasikan sebagai produk murtad.
Kenapa?
Mungkin
karena baik ilmuwan maupun agamawan memiliki kotaknya masing-masing, dan von
Däniken jelas tidak muat di sana.
Mungkin
karena baik ilmuwan maupun agamawan lupa dan tidak sadar bahwa von Däniken
adalah orang yang hobi bertanya saja (kabarnya isi dalam bukunya adalah ribuan
pertanyaan, sayangnya rentetan tanda tanya besar tersebut luput dari kebanyakan
mata para pembacanya). HOW? WHAT? WHAT IF?
Meskipun
pendekatannya berbeda, baik ilmuwan maupun agamawan setuju bahwa manusia adalah
makhluk terbaik; ilmuwan akan menunjukkan tahapan evolusi hingga akhirnya ada
yang namanya Homo sapiens, agamawan akan menunjukkan ayat-ayat penciptaan
hingga ada yang namanya manusia.
Bagaimanapun
itu, Homo sapiens, manusia, sudah ada sejak kira-kira 250.000 tahun lalu,
berkeliaran di bumi, beranak pinak, namun baru 50.000 tahun belakangan tiba-tiba
ada lompatan besar pada Homo sapiens/manusia ini. Dari manusia pemakan pisang,
manusia gua, manusia pindah-pindah, menjadi manusia yang mengetahui tentang
astronomi, matematika, seni, dsb. Ada lompatan besar dari yang tidak beradab,
jadi memiliki peradaban. Bagaimana itu bisa terjadi? Siapa yang mengajarkan peradaban?
Kenapa sangat tiba-tiba sekali hingga menjadi quantum leap?
Ilmuwan
mungkin akan menjawab: evolusi. Tapi ya kenapa bisa ada quantum leap begini?
Agamawan mungkin akan menjawab: Tuhan.
Pada
dasarnya, von Däniken berupaya mencari jawaban tersebut dengan berpartisipasi
dalam penelusuran arkeologis dan historis. Dia mencari bukti-bukti masa lalu,
untuk mendukung kecurigaan dan hipotesa-hipotesanya. Keanehan
dan keganjilan artefak dari masa lalu menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, baik
oleh dirinya maupun oleh para pembacanya.
Piramida
di Mesir merupakan bangunan besar yang aneh, untuk ukuran zaman tersebut
bangunan tersebut hampir mustahil untuk dibangun, meskipun kita mengetahui
bahwa yang membangunnya adalah budak-budak di Mesir, namun kita tidak
mengetahui siapa yang menyuruh mereka untuk membangun piramida-piramida
tersebut. Bahkan sebuah rumah kecil pun punya pemilik, namun piramida hanya
bangunan anonim. Stonehenge di Inggris lebih aneh lagi, bangunan yang tidak
jelas untuk apa, siapa yang membangunnya, bagaimana cara orang kuno membawa
batu-batu sebesar itu, menyusun dan menumpuknya. Lalu, kenapa juga ada
kemiripan bentuk piramida, dengan berbagai kuil suku Maya dan Inca (kalau dilihat pada
konteks zaman sekarang, bangunan-bangunan tersebut agak menyerupai roket)? Kenapa
kisah-kisah kunonya juga memiliki kemiripan?
von
Däniken juga menemukan artefak-artefak yang aneh bila dipikirkan lebih lanjut.
Misalnya tutup peti mati raja Maya Pakal yang berbentuk aneh (aneh khususnya untuk
zaman kuno tersebut, karena raja ini terlihat seperti dalam posisi berkendara, mengendarai
suatu kendaraan yang sepertinya menghadap ke atas, dengan tangan dan kaki
seperti sedang mengontrol suatu alat).
Lalu
misalnya artefak-artefak yang mirip piring terbang dan astronot ini. Apa
mungkin orang-orang kuno pernah melihat piring terbang di angkasa, dan melihat
astronot juga?
Saya sempat tersasar ke
situs yang membahas karya seni yang aneh, silahkan kalau mau ikut tersasar; http://lithiumdreamer.tripod.com/ufoart.html
Pertanyaan lanjutan
adalah,
bagaimana jika Jesus, atau Tuhan-Tuhan dan Dewa-Dewa lain adalah alien?
Pada
hampir setiap teks kuno, selalu disebutkan mengenai campur tangan Tuhan atau
para Dewa yang berasal dari langit. Mereka melakukan perjalanan dari langit ke bumi
dengan kendaraan tertentu (orang kuno menyebutnya sebagai kereta, ular, naga
api, dan sebagainya; orang zaman sekarang mungkin menyebutnya sebagai roket,
pesawat atau piring terbang). Pola umum pada hampir setiap agama, teks kuno,
peradaban kuno adalah: Tuhan atau para Dewa ini, datang dari langit ke bumi
pada masyarakat tertentu, lalu menyebarkan gagasan dan mengajarkan beragam ilmu
pengetahuan untuk masyarakat yang perlu bantuan kehidupan. Setelah selesai
menunaikan tugas untuk mendidik masyarakat tersebut agar beradab, membuat
fondasi peradaban, Tuhan atau para Dewa ini kemudian kembali lagi ke langit,
dan berjanji bahwa suatu saat nanti akan kembali lagi ke bumi. Terdengar
familiar kan? Carilah di setiap teks kuno, ceritanya selalu mirip.
Berdasarkan
hipotesa tersebut, Tuhan atau para Dewa mungkin adalah alien yang berkunjung ke
bumi, risikonya adalah ajakan untuk ribut dari para ilmuwan maupun agamawan;
yang satu meributkan alien, yang satu meributkan Tuhan atau para Dewa ,
kemungkinan kekeliruan agama mereka karena mungkin kita hanya dikunjungi oleh
alien.
Belum
selesai dengan kebingungan tersebut, isu per-alien-an ini berkembang lagi; penculikan
manusia oleh alien, alien pernah bersetubuh dengan manusia.
Alien laki-laki melihat bahwa manusia perempuan sangatlah menarik (kejutan?), lalu mencoba berketurunan dengannya, dsb. Terdapat beberapa temuan tengkorak yang menunjukkan bentuk kepala besar yang aneh yang dapat mendukung isu-isu aneh tersebut.
Pernah penasaran kenapa patung-patung Mesir kuno kepalanya lonjong ke belakang? Nefertiti dan Akhenaten
misalnya.
Alien laki-laki melihat bahwa manusia perempuan sangatlah menarik (kejutan?), lalu mencoba berketurunan dengannya, dsb. Terdapat beberapa temuan tengkorak yang menunjukkan bentuk kepala besar yang aneh yang dapat mendukung isu-isu aneh tersebut.
Pernah penasaran kenapa patung-patung Mesir kuno kepalanya lonjong ke belakang?
Berdasarkan
hipotesa per-alien-an, mungkin mereka adalah produk hybrid, persilangan antara
manusia dengan alien. Tengkorak aneh yang ditemukan di Mesir dan Peru juga
sepertinya menyokong hal ini.
Kembali
ke lompatan besar dari yang tadinya tidak beradab menjadi beradab, bagaimana
jika sejarah tidaklah sesederhana itu? Bagaimana jika sejarah tidak bersifat
linear? Bagaimana jika waktu tidak bersifat linear? Bagaimana jika memang ada
alien dari kehidupan planet lain? Bagaimana jika alien-alien kuno adalah manusia
di masa depan yang sudah memiliki teknologi mesin waktu sehingga dapat kembali ke
masa lalu untuk membantu, mendidik manusia kuno, dan mengatur sejarah
peradaban?
Kadang,
mungkin kita harus berada di antara yang masuk akal dan tidak masuk akal.
Bagaimanapun juga, kita, manusia yang katanya merupakan makhkluk terbaik,
hanyalah setitik partikel kecil di alam semesta yang begitu luas.