12 May 2017

Untuk yang Senang Ritual tapi Tidak Spiritual

Kalian bisa berpura-pura suci, mengenakan atribut semu.

Kalian menggemari satu warna, gaya, dan benda yang membuat kalian merasa lebih tinggi, suci, dan benar daripada orang lainnya. Tapi penggunaan dan pilihan kalian untuk yang itu-itu saja bukan menggambarkan konsistensi, melainkan kesempitan pikiran yang mewujud di segalanya.

Kalian ingin menghargai, tapi kalian gemar merasa iri.

Kalian ingin dihormati, tapi kalian gemar mempermalukan orang lain.

Kalian ingin menyatakan diri sebagai orang yang rendah hati, tapi kalian gemar merendahkan orang lain. 

Kalian ingin membuat diri kalian nampak baik dan mulia, tapi kalian melakukannya dengan menjelek-jelekkan orang lain. Membuat cerita yang tidak-tidak yang bersumber dari rasa iri dan benci, menghasut supaya orang lainnya sepaham dengan kalian dan ikut membenci. 

Kalian ingin menyatakan diri sebagai orang yang penyayang, tapi kalian gemar membenci orang lain tanpa alasan yang masuk akal. 

Bicara tentang apa yang masuk akal, kalian gemar menggunakan kata logika, tapi tidak tahu apa itu logika dan bagaimana bernalar dengan benar dan sahih.

Kalian berjungkir balik dan mondar mandir dalam ritual, tetapi hancur lebur dalam perkataan dan perbuatan.

Kalian menjunjung kitab suci, tapi mudah saja dibodohi oleh kepentingan para penguasa dan pemilik modal dalam agenda korup yang bersampul keagamaan.

Kalian menyatakan mendapat orgasme keagamaan yang mistis dari perkumpulan, demo belakangan, dan sejenisnya, tapi sudah di dalamnya pun tetap saja kalian tak sadar bahwa itu tak lain dari pesta kostum dibarengi luapan agresi, frustrasi, dan ambisi.

Kalian membanggakan idola kalian, tapi mengidolakan badut megalomania-narsis-keji-yang suka menyebar kebencian itu membuktikan kegagalan pengetahuan, akal sehat, dan hati nurani kalian. Idola yang kalian pilih pun mencerminkan betapa persisnya kalian dengannya.

Kalian turut melancarkan penahanan orang yang selama ini sudah memajukan pembangunan kota bahkan negara dengan ajaran sikap jujur dan tegasnya dengan mencari nila setitik dan memperbesarnya sedemikian rupa, tapi kalian menutup mata dan telinga atas tumpukan keburukan idola kalian yang berbagai kasusnya sudah dilaporkan sekian kali. Hukum punya kecenderungan tidak adil dan kalian membantunya, demi gagasan yang keliru atas persatuan, persaudaraan, dan keagamaan.

Kalian dengan kalap sembarang percaya dan menuduh bahwa negara ini bakal hancur karena komunis, antek asing, atau negara lain yang mau mencaplok. Omong-omong, memang kalian tahu komunis itu apa, apa ide dasarnya, bagaimana sejarah munculnya, bagaimana sejarah disini penuh rekayasa? Atau kalian hanya sembarang ucap? Dalam kegelapan, kalian percaya berita palsu dan picisan, yang sumbernya saja tidak kalian ketahui.. Oh tunggu, kalian tahu itu dari whatsapp group, dari youtube, dengan khidmat kalian dengarkan suara robot yang membeberkan ulasan tak berbobot. Toh bagi kalian, justifikasi itu yang penting berantai dari kelompok kalian. Dalam kegelapan, kalian sembarang bergerak, menabrak, dan menggertak.

Argumen kalian lemah, lalu bukannya meninggikan argumen, kalian malah meninggikan suara dalam berbicara, supaya terdengar besar, supaya didengar. Kalau orang lain tidak setuju dengan kalian, kalian marah, benci, dan mencari alasan untuk membenci. Kalian tidak suka ada yang berbeda, kalian gemar memaksa.

Kalian bisa berpura-pura suci, mengenakan atribut semu. Selamat untuk itu dan selamat berpura-pura.

Tapi dengar bisikan ini; tidak perlu mencari terlalu jauh, sebab yang merusak negara, masyarakat, dan keluarga, justru adalah orang-orang seperti kalian.