Jadi kamu mengalami kekeliruan
persepsi dengan mereka ya.
Kamu kurang berkomunikasi dengan
mereka sehingga menarik kesimpulan sendiri, sementara mereka ternyata tidak
seperti yang kamu kira, tidak seperti yang saya kira, tidak seperti yang kita
kira.
Saya teringat salah satu cerita waktu
saya belajar filsafat timur, inti dari cerita tersebut adalah, truth is not
found in a view.
Ada satu cerita dari India,
mengenai gajah dan sejumlah orang yang berhadapan dengannya. Mereka tidak dapat
melihat gajah tersebut. Mereka mendefinisikan gajah tersebut hanya dari
perabaan saja.
Orang yang memegang tubuhnya mengira
bahwa itu adalah tembok.
Orang yang memegang telinganya
mengira bahwa itu adalah kipas.
Orang yang memegang gadingnya
mengira bahwa itu adalah tombak.
Orang yang memegang belalainya bingung mengira bahwa itu adalah selang atau ular.
Orang yang memegang kakinya mengira
bahwa itu adalah tiang.
Orang yang memegang ekornya mengira
bahwa itu adalah tambang.
Setelah mereka dapat melihat gajah
tersebut, perbedaan lenyap dari perkataan mereka. Semuanya benar, tetapi hanya
sepotong-sepotong.
Bagaimana kita dapat menemukan
kebenaran?
Beberapa aliran filsafat justru
mengatakan kebenaran itu tidak ada.
Kalau begitu, setidaknya, bagaimana
kita dapat mendekati kebenaran?
Mempelajari banyak informasi, melihat banyak,
menjaga jarak, dan menyeluruh?
Jangan pernah menarik kesimpulan
kalau masih ragu, kamu bukan Descartes.