Sosial media yang membuat saya kerap
jengkel dan terganggu itu ya facebook. Saya gak aktif menggunakannya untuk
update status, upload foto, dsb, timeline saya aja gak ada aktivitasnya banget. Alasan
nomor satu saya masih memiliki akunnya adalah untuk saling berbagi info dan
dokumen perkuliahan. Saya memutuskan untuk mendeactivenya (lagi) karena
terganggu dengan notifikasi friend request yang gak masuk akal, masa dalam 2
jam saya mendapat 70an friend request? Emangnya saya siapa? Kemudian saya
melihat timeline dari friend request itu, dan melihat bahwa isi timeline dari
sekian orang itu benar-benar mirip semua dengan kalimat remehnya. Creepy in
such tacky way.
Banyak orang-orangan yang berseliweran
di media sosial. Semakin saya ignore, semakin banyak request. Saya diemin, facebook
mensuggest allow subscriber karena too many friend request. Saya capek dan gak
sempet juga mengeblock mereka karena kebanyakan.
Orang macam apa yang dengan rajin
tiap menitnya mengirim friend request dengan beragam account? Orang yang tampilannya manusia, tapi
isinya bukan manusia. Orang yang otak dan hatinya kopong. Orang yang umurnya
udah berpuluh-puluh namun gak lebih dewasa dibanding balita. Orang yang
satu-satunya kelebihannya adalah waktu luang yang berlebih alias gak ada hal
penting yang dikerjakan. Orang yang jiwanya gak lebih berarti daripada nyamuk
yang barusan ditepuk.
Tau anjing penolong gak? Service
dog, assistance dog?
Anjing yang dilatih untuk membantu orang-orang entah membantu polisi untuk mencari korban sampai membantu orang cacat untuk memasang seprei, belanja, menarik uang dari atm, dsb.
Semesta pasti
setuju bahwa anjing-anjing tersebut merupakan makhluk yang jauh lebih mulia,
berguna dan berharga daripada orang yang berada di depan layar komputer dan mengisi
hidupnya dengan merepotkan hidup orang-orang.