“Jadi kau sepakat bahwa kau jadi
pelacurku seumur hidupmu?”
“Tak selama itu. Tapi selama kau
mampu, terutama uang dan kemaluanmu.”
“Aku bisa mengganti kemaluanku
dengan ujung jari, atau kaki sapi jika kau merasa kurang.”
“Ujung jari telah cukup, asal tahu
cara memakainya. Semua perempuan itu pelacur, sebab seorang istri baik-baik pun
menjual kemaluannya demi mas kawin dan uang belanja, atau cinta jika itu ada.
Menjadi seorang pelacur harus mencintai segalanya, semua orang, semua benda:
kemaluan, ujung jari, atau kaki sapi. Aku merasa jadi santa sekaligus sufi.”
“Sebaliknya, cinta membuatku sangat
menderita.”
“Kau bisa mencintaiku, tapi kau
jangan berharap terlalu banyak dariku, sebab itu tak ada hubungannya dengan
cinta.”
“Bagaimana mungkin aku mencintai
seseorang yang tak mencintaiku?”