Cinta. Sebagian diri saya mengernyit
ketika mengetik kata tersebut. Sebagian lainnya tidak tahu persis mau
berekspresi bagaimana.
Tidak ada yang pernah tahu persis
apa definisi dan deskripsi cinta. Setidaknya yang sudah-sudah secara subjektif
telah mencoba menjelaskannya, dengan karakter mereka masing-masing. Saya
sendiri sepertinya belum sanggup menjelaskan cinta. Mengapa cinta bisa muncul?
Mengapa bisa jatuh cinta pada orang tertentu? Saya masih tidak mengerti.
Sepertinya perasaan tersebut muncul begitu saja tanpa peringatan efek samping. “Jangan jatuh cinta. Jangan jatuh cinta padanya,” kata suara kecil itu,
padahal sudah terlanjur terjatuh, lalu berlagak seperti tidak terjadi apa-apa
padahal mondar-mandir didalam lubang. Tiba-tiba saja sudah terseret arus kekacauan samudra perasaan, sebelum akhirnya
sadar bahwa sudah terseret, dan menemukan sulitnya berenang melawan arus
tersebut (Saya bahkan tidak bisa berenang).
Cinta itu sederhana, tapi manusia kesulitan dengan kesederhanaan itu. Cinta tidak bisa dipaksakan. Cinta
tidak bisa ditukar dengan apapun. Biarpun si pengemis cinta segigih budak, memberi
ratusan pesan perhatian perhari, ribuan lusin mawar atau uang semilyar, kalau yang
dicintai tidak mencintai balik, ya sudah, itulah yang harus diterima. Saya
tidak percaya ada kausalitas dalam cinta. Seorang polisi bisa saja jatuh cinta
pada seorang penjahat, seorang yang masih muda bisa saja jatuh cinta pada
seorang yang umurnya sudah kelipatan dua darinya, atau seorang yang dikelilingi
makhluk-makhluk rupawan tiba-tiba jatuh cinta pada seorang yang biasa saja, dan
seterusnya. (Hal ini bisa ditelusuri secara psikologis terhadap
kecenderungan-kecenderungan tertentu, tapi ya namanya juga cinta)
Cinta=misteri.
Tapi sepertinya saya tahu beberapa
gejalanya (mirip seperti penyakit) yang terdiri dari rangkaian serangan panik,
gugup, jantung berdebar-debar, telapak tangan basah, tiba-tiba senang,
tiba-tiba kesal, susah tidur, susah makan, dan sebagainya.
Kalau cinta itu mirip penyakit, adakah
obatnya? Bisakah cinta menular?
Mungkin nanti dimasa depan akan ada
ilmuwan yang menciptakan pengobatan penghilang rasa cinta, untuk menghilangkan
cinta yang mengganggu atau menyiksa.
Terkadang memang lebih nyaman untuk tidak merasakan apa-apa selain kehampaan.
Mungkin nantinya dialog di ruang
praktek dokter akan berurutan seperti ini dari satu ruang ke ruang di
sebelahnya:
Dokter: Anda sudah mengidap tumor
selama 3 bulan. *lalu menulis resep obat*
Pasien: *shock, beberapa minggu
kemudian mati karena shock*
Dokter: Anda sudah mengidap cinta
selama 3 bulan. *lalu menulis resep obat*
Pasien: *shock, beberapa minggu
kemudian mati karena shock*
Dokter: Ini bukan tumor, hanya
benjolan gigitan serangga.
Pasien: Oh. *lega*
Dokter: Ini bukan cinta, hanya
nafsu saja.
Pasien: Oh. *lega*
Beberapa cinta, bagaikan penyakit
akut, bisa terus ada selama bertahun-tahun. Menempel lekat, entah di hati, di
jari, di otak, atau di jiwa, dibawa sampai mati. Beberapa cinta, bagaikan parfum yang
disemprotkan, menguap setelah lama terpapar. Menanti semprotan parfum-parfum
lainnya.